Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suhu Terasa Panas, Ternyata Dunia Sedang Mengalami Fenomena Urban Heat Island


Beberapa warganet dari sejumlah kota di Indonesia mengeluhkan suhu panas dengan kelembapan tinggi yang terjadi belakangan ini.

Menurut Kasi Data BMKG Jawa Tengah, Iis Widya Harmoko, hal ini wajar dan puncaknya akan terasa pada bulan Oktober.

"Memasuki masa transisi pancaroba. Sehingga kondisinya terasa panas dan sumuk pada siang hari, dan hujan pada sore atau malam hari," terangnya, dikutip dari Tribunsolo.

"Untuk suhu sendiri itu biasanya puncak tertingginya terjadi bulan Oktober nanti akan turun lagi sampai sekitar bulan Desember dan naik lagi sekitar Februari atau Mart."

"Siklus suhu rata-rata memang seperti itu, memang kondisi masa transisi seperti itu," tegasnya.

Tidak hanya itu saja penyebab utama suhu panas belakangan ini, terutama di kota-kota besar Indonesia.

Salah satu penyebab lainnya adalah efek Urban Heat Island (UHI).

Efek Urban Heat Island

Penyebab UHI antara lain adalah berkurangnya area hijau di perkotaan akibat pembukaan lahan berlebih.

Masalah ini juga berkorelasi erat dengan urbanisasi yang tak menunjukkan tanda-tanda berhenti. Urbanisasi membuat suatu kota semakin padat.

Ambil contoh ibu kota Indonesia, DKI Jakarta. Sebagai kota metropolitan, Jakarta memiliki indeks pembangunan manusia (IPM) paling tinggi di Indonesia.

Kemudian, efek UHI ini menyebabkan pemakaian listrik yang berlebih, sering dengan adanya AC atau pendingin ruangan di perkantoran dan perubahan.

Kenaikan penggunakan energi listrik ini membuat pembangkit listrik menggunakan lebih banyak bahan bakar fosil yang menyebabkan Green House Gasses (GHS) dalam jumlah yang banyak.

Masih banyak faktor lain peningkatan UHI di wilayah perkotaan. Bahan material yang dipakai menyerap panas atau memantulkan, hingga minimnya lahan hijau.

Suhu Panas seperti Penyakit

Suhu panas ekstrem juga dianggap sebagian kalangan sudah seperti sebuah penyakit.

Situasi menjadi lebih kompleks ketika membicarakan penduduk perkotaan dengan penghasilan rendah yang rata-rata tidak memiliki pendingin ruangan (AC).

Sebagai contoh, pada bencana Northwest Heat Wave 2021 silam, data menunjukkan perumahan ber-AC memiliki suhu ruangan yang terbilang nyaman, 23 derajat celcius.

Sebaliknya, rumah-rumah yang tidak ber-AC dihantam panas mencapai 51 derajat celcius.

Posting Komentar untuk "Suhu Terasa Panas, Ternyata Dunia Sedang Mengalami Fenomena Urban Heat Island"